Oleh: Irfan Azizi
Kali ini mereka namakan petir abu-abu
Sungguh ini menjadi penggenap tiga yang lalu
Wujud keputus-asaan yang kan berujung kelabu
Seperti sebelumnya mereka pun menjadi abu
Tidak ingatkah mereka pada 2009 yang membeda?
Hingga mereka terpaksa akui Gaza berbeda
Tidak ingatkah mereka pada 2012 yang memburu?
Hingga mereka terpaksa terbirit oleh rudal yang menghujan
Tidak ingatkan mereka pada 2014 yang menggerogoti?
Hingga akhirnya mereka tersadar peluru panas telah bersarang
Di tubuh tentara-tentaranya yang bergetar
Melucuti senjata-senjatanya yang digenggam
Mempermalukan kekuatannya yang canggih
Tanpa tahu asal datangnya peluru panas nan pedih
Memecahi kepala pengendara tank baja
Melumpuhi bahu penjaga batas tembok bata
Melompatlah misil antar gedung tanpa terbaca
Tidak ingatkah mereka?
Saat pesawatnya gempur kampung zaitun
Tepat tengah malam tadi dengan beruntun
Itu akan mengulang tiga kekalahan lalu
Atau inikah keputusan
Dari keputus-asaan
Pada ambisi sebagian
Bertopeng kuil sulaiman
Al Quds tetap ibukota Palestina
Gaza tetap akan bicara
Dengan bahasa yang sama
Seperti pilihan bahasa mereka
Jakarta, 30 Mei 2018